Bandung, Berita Lugas - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mengaudit sejumlah pasar tradisional. Langkah ini sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Kepala Seksi Pemeriksaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan Diskar PB, Elan Suparno menuturkan, dari hasil pemeriksaan, pasar tradisional ini kurang memperhatikan persoalan instalasi listrik. Sehingga kerap menjadi penyebab terjadinya kebakaran lantaran dipicu oleh hubungan arus pendek.
"Ada yang misalnya menumpuk stekernya ataupun kabelnya tidak sesuai standar PLN. Ada yang dari serabut, jadi riskan terjadinya kebakaran. Tapi secara keseluruhan untuk pasar ini sederhana, mungkin penataannya sudah bagus," kata Elan usai pemeriksaan di Pasar Sederhana, Bandung, Rabu (26/6/2019).
Khusus untuk Pasar Sederhana, Elan beserta tim Diskar PB juga menyoroti arus lalu-lalang konsumen. Hal itu berpengaruh sebagai akses jalur evakuasi apabila terjadi kebakaran.
Selain akses, Elan menuturkan, untuk prosedur keamanan jalur evakuasi juga harus dibubuhi dengan tanda ataupun simbol lainnya sebagai petunjuk. Sehingga, alur pergerakan darurat ketika terjadi insiden kebakaran atau pun peristiwa lainnya sudah terarah.
"Kedua kami belum lihat ada jalur evakuasi. Seharusnya di pasar itu ada petunjuk arah. Misalkan terjadi kebakaan bisa mengakses jalan terdekat menuju assembly point atau tempat berhimpun," ujarnya.
Elan menuturkan, hasil audit lengkap akan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Selain infomasi mengenai temuan di lapangan, BAP juga turut dilengkap dengan sejumlah saran, tanpa terkecuali perihal masalah instalasi listrik.
Sebagai contohnya, Elan kembali menyarankan soal pentingnya menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di dekat ruang dagang. Tentunya, akan diikuti dengan pelatihan soal penggunaan APAR dan penanganan pertama terhadap titik api.
"Penyelesainnya petugas pasar atau pun pengelola pasar akan berkomunikasi dengan PLN. Kalau bisa tiap-tiap kios ada meter kontrolnya. Karena dengan meter kontrol akan kelihatan kalau terjadi arus pendek itu akan mati sendiri atau dikontaknya akan mati kembali ke nol," jelasnya.
Elan menuturkan audit ini dilakukan di 9 pasar tradisional yang berada di bawah pengelolaan PD Pasar Bermartabat. Pasar tersebut yakni Pasar Sederhana, Sadang Serang, Gegerkalong, Simpang, Gedebage, Ujungberung, Kiaracondong, Astanaanyar dan Pasar Cicaheum.
"Pasar yang belum diaudit Cicaheum dan Astananyar. Setelah selesai ini kami akan undang tiga instansi yaitu PD Pasar, PDAM dan PLN, sama DPU (Dinas Pekerjaan Umum). Itu kami akan fasilitasi setelah selesai ini," paparnya.
Sementara itu, Kepala Pasar Sederhana, Dewi Lidia menyatakan siap bekerja sama untuk pembenahan. Menurutnya untuk mengantisipasi masalah keamanan ini memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Karena keberadaan pasar juga menyangkut hajat hidup masyarakat luas.
"Insyaallah kami akan berkolaborasi dengan PLN, Diskar dan warga pedagang juga agar muncul kesadaran dari pedagang mengenai pentingnya menjaga standarisasi kabel. Karena itu jadi sumber utama selama ini terjadi kebakaran di pasar-pasar Kota Bandung," kata Dewi.
Kepala Seksi Pemeriksaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan Diskar PB, Elan Suparno menuturkan, dari hasil pemeriksaan, pasar tradisional ini kurang memperhatikan persoalan instalasi listrik. Sehingga kerap menjadi penyebab terjadinya kebakaran lantaran dipicu oleh hubungan arus pendek.
"Ada yang misalnya menumpuk stekernya ataupun kabelnya tidak sesuai standar PLN. Ada yang dari serabut, jadi riskan terjadinya kebakaran. Tapi secara keseluruhan untuk pasar ini sederhana, mungkin penataannya sudah bagus," kata Elan usai pemeriksaan di Pasar Sederhana, Bandung, Rabu (26/6/2019).
Khusus untuk Pasar Sederhana, Elan beserta tim Diskar PB juga menyoroti arus lalu-lalang konsumen. Hal itu berpengaruh sebagai akses jalur evakuasi apabila terjadi kebakaran.
Selain akses, Elan menuturkan, untuk prosedur keamanan jalur evakuasi juga harus dibubuhi dengan tanda ataupun simbol lainnya sebagai petunjuk. Sehingga, alur pergerakan darurat ketika terjadi insiden kebakaran atau pun peristiwa lainnya sudah terarah.
"Kedua kami belum lihat ada jalur evakuasi. Seharusnya di pasar itu ada petunjuk arah. Misalkan terjadi kebakaan bisa mengakses jalan terdekat menuju assembly point atau tempat berhimpun," ujarnya.
Elan menuturkan, hasil audit lengkap akan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Selain infomasi mengenai temuan di lapangan, BAP juga turut dilengkap dengan sejumlah saran, tanpa terkecuali perihal masalah instalasi listrik.
Sebagai contohnya, Elan kembali menyarankan soal pentingnya menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di dekat ruang dagang. Tentunya, akan diikuti dengan pelatihan soal penggunaan APAR dan penanganan pertama terhadap titik api.
"Penyelesainnya petugas pasar atau pun pengelola pasar akan berkomunikasi dengan PLN. Kalau bisa tiap-tiap kios ada meter kontrolnya. Karena dengan meter kontrol akan kelihatan kalau terjadi arus pendek itu akan mati sendiri atau dikontaknya akan mati kembali ke nol," jelasnya.
Elan menuturkan audit ini dilakukan di 9 pasar tradisional yang berada di bawah pengelolaan PD Pasar Bermartabat. Pasar tersebut yakni Pasar Sederhana, Sadang Serang, Gegerkalong, Simpang, Gedebage, Ujungberung, Kiaracondong, Astanaanyar dan Pasar Cicaheum.
"Pasar yang belum diaudit Cicaheum dan Astananyar. Setelah selesai ini kami akan undang tiga instansi yaitu PD Pasar, PDAM dan PLN, sama DPU (Dinas Pekerjaan Umum). Itu kami akan fasilitasi setelah selesai ini," paparnya.
Sementara itu, Kepala Pasar Sederhana, Dewi Lidia menyatakan siap bekerja sama untuk pembenahan. Menurutnya untuk mengantisipasi masalah keamanan ini memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Karena keberadaan pasar juga menyangkut hajat hidup masyarakat luas.
"Insyaallah kami akan berkolaborasi dengan PLN, Diskar dan warga pedagang juga agar muncul kesadaran dari pedagang mengenai pentingnya menjaga standarisasi kabel. Karena itu jadi sumber utama selama ini terjadi kebakaran di pasar-pasar Kota Bandung," kata Dewi.
0 Komentar